Postingan

Dia Ngengat yang Menggemaskan

“Buka mata, bodoh!” “Sudah.” “Lebih lebar lagi!” Bentak Koala pemarah yang terlampau menyebalkan. Dia keras kepala.  “Lihat! Dia adalah ngengat!” Lanjutnya.               “Lantas apa?”               “Kamu tidak mau kupu-kupu?”               “Dia lebih cantik dari semua kupu-kupu yang pernah ada”               “Buka mata, bodoh!”               “Sudah.”               “Lebih lebar lagi!”               Saya memaksa Anda untuk percaya bahwa dia adalah Ngengat paling menggemaskan di seluruh dunia. Dan cerdas. Dan indah. Dan Anda tidak berhak untuk tidak setuju.               Dia tinggal di taman bunga dekat pekarangan rumah petani. Saya juga. Saya harap, dalam diam, dia awas akan keberadaan saya. Dia Ngengat yang menggemaskan.               
Dear, Diare           Saya sedang malas menulis dengan baik. Saya kesal. Saya mau meracau. Suasana hati saya kacau balau. Belakangan saya sadar bahwa apa yang membuat saya kesal adalah hal yang sepele. Namun, saya tetap mengutuk perlakuan semacam itu. Dengan sepenuh hati, saya berharap bahwa saya tidak akan pernah melakukan hal serupa kepada orang lain.           Tertulis di jadwal saya, bahwa hari ini saya diharuskan untuk membuat tugas yang saya pikir akan sangat menyenangkan. Dan memang menyenangkan. Kami bersenang-senang. Pada dasarnya, semua berjalan dengan cukup baik. Tidak ada kendala yang begitu berarti untuk pekerjaan kami.           Hal buruk datang di waktu yang tidak saya sangka-sangka; waktu istirahat. beberapa kawan saya pergi mencari makan, tapi saya dan beberapa kawan yang lain berdiam di tempat. Saya memilih untuk mencari tempat duduk paling nyaman yang dapat saya temukan. Tepat setelah merasa nyaman, saya mengeluarkan papan tulis kecil dan spidol untuk menggambar.
Dear, Diare             Sama seperti kemarin, hari ini saya lelah karena ospek FIKOM. Saya masih tidak suka dengan kegiatan duduk-duduk yang sangat lama. Punggung saya seperti mau copot. Kalau punggung saya bisa bicara, dia akan bilang, “Bang! Udah, Bang! Bawa aku pulang!” Lalu saya akan kaget dan bilang, “Kamu kan punggung. Kenapa bisa bicara?”.           Namun, saya dapat mengonfirmasi bahwa hari ini memang tidak seburuk kemarin. Semua terasa lebih rapi dan sistematis. Ditambah lagi, saya sudah lebih kenal dengan rekan-rekan kelompok saya. Mereka saya kategorikan sebagai orang yang menyenangkan. Saya dibikin nyaman dengan antusiasme yang mereka bawa dari rumah. Saya harap mereka jadi presiden. Semuanya jadi presiden. Kenapa? Supaya saya bisa bilang kalau presiden itu teman kuliah saya.           Kemudian saya pulang dan mengerjakan tugas. Saya merasa bersalah karena saya baru akan tidur larut malam. Buat saya, ini terlalu malam. Besok saya harus tidur siang. Bandung, 3 Septembe
Dear, Diare           Saya penat. Tidak punya banyak waktu selain untuk mengikuti ospek fakultas ilmu komunikasi. Saya harus bangun pagi-pagi buta dan pulang tepat saat adzan maghrib berkumandang. Punggung saya sakit karena dibikin duduk melulu.           Saya tahu betul saya harus tidur cepat. Dengan demikian, saya akan tidur sekarang juga. Selamat malam. Bandung, 2 September 2023
Dear, Diare           "HAHAHA kamu terlalu percaya diri!" ujar saya kepada diri saya sendiri. Hari ini datang kabar bahwa misi rahasia saya ternyata gagal, teman-teman. Keberuntungan sedang tidak ada di pihak saya.            Misi rahasia yang saya maksud adalah casting film bersama UKM di kampus. Memang cuma film pendek unpaid garapan mahasiswa, tapi andai saja saya berhasil, saya bisa meninggalkan jejak saya di semester awal ini.           Namun, apa yang bisa saya lakukan selain mencoba lagi? Tidak ada. Justru saya harus mengonversikan kekecewaan saya yang tidak seberapa ini menjadi rasa syukur. Saya tetap beruntung bisa mencicipi kegagalan-kegagalan kecil. Dengan demikian, saya berharap, jika suatu saat saya diuji dengan kegagalan yang lebih besar, jiwa saya tidak akan lantas hancur berkeping-keping. Kegagalan juga sekaligus menjadi pengingat bagi saya untuk menjadi lebih baik dan berhati-hati di kesempatan yang akan datang.  (Bandung, 1 September 2023)
Dear, Diare           Bukan tidak bersyukur, tapi hari ini memang biasa-biasa saja. Tidak ada yang menyenangkan. Saya merasa bersalah karena terlalu banyak buang-buang waktu sementara membuang-buang waktu adalah tindakan yang tidak terpuji. Astagfirullah            Tapi setidaknya masih ada yang bisa dibanggakan. Saya masih meluangkan waktu saya yang sudah luang ini, untuk sekedar melengkapi formulir pendaftaran UKM Radio kampus. Walaupun menguras tenaga, saya cukup antusias dalam mengerjakan poin-poin yang diperintahkan. Saya menaruh harapan untuk dapat bergabung dalam organisasi ini.           Tapi kamu harus tau kalau tepat detik ini, saya sedang menulis dalam kegelapan. Saya gusar. Sangat gusar. Listrik di sini padam. Rumah-rumah lain juga. Saya bingung mau apa. Sepertinya langsung tidur.  Bandung, 31 Agustus 2023
Dear, Diare            Kalau Ibu bertanya, “Kamu kuliah ngapain aja?”         Saya akan jawab dengan percaya diri, “Nonton pingpong” karena memang hari ini saya menonton pertandingan pingpong antar fakultas. Partai yang tengah berlangsung adalah pertarungan antara Fakultas Ilmu Komunikasi melawan Fakultas Pertanian.           Saya dibesarkan oleh kedua orang tua saya bersama nilai-nilai kejujuran. Dan kalau boleh saya jujur, pertandingan tidak seru-seru amat. Yang seru buat saya adalah kebersamaan. Saya senang berteriak dan bernyanyi bersama kawan-kawan saya. Saya merasa dekat. Saya merasa gembira. Bandung, 30 Agustus 2023